Apoptosis sebenarnya adalah suatu bentuk kematian sel yang didesain untuk menghilangkan sel-sel host yang tidak diinginkan melalui aktivasi serangkaian proses yang terprogam secara internal melalui serangkaian prosuk gen. Sel mengaktifkan program apoptosis disebabkan oleh 1) sebagai respon stress terhadap kerusakan DNA, 2) Upaya menjaga kestabilan jumlah sel, 3) Sebagai bagian dari pertumbuhan, 4) Regulasi sistem imun, 5) Penuaan.
Sel yang mengalami apoptosis morfologinya akan berubah secara khas yaitu 1) Sel mengkerut dan memadat, sitoskeleton kolaps, 2) Kromatin memadat (piknotik) dan inti dapat terpotong-potong menjadi fragmen (karyorhexis), 3) Terbentuk tonjolan sitoplasma (blebbing) atau membentuk apoptosis bodies 4). Fagositosis.
Permukaan membran sel menjadi berubah secara kimia sehingga cepat difagosit oleh sel tetangga atau makrofag sebelum sel atau apoptotic bodies memuntahkan isi sitoplasmanya. Karena hal inilah sel yang mati dibersihkan secara cepat tanpa menyebabkan reaksi inflamasi yang merusak.
Apotosis tergantung aktivitas enzim proteolisis yang disebut caspase. Caspase ada pada setiap sel hewan bernukleus dalam bentuk prekursor inactive yang disebut procaspase. Procaspase inisiator akan diaktivasi paling awal kemudian saat teraktivasi akan membelah dan mengaktivasi procaspase executor yang akan mengaktivasi procaspase executor yang lainnya (dan bermacam target protein dalam sel). Hal ini menghasilkan cascade proteolitik yang ireversibel dan makin kuat (teramplifikasi).
Terdapat 2 jalur untuk mengaktivasi inisiator procaspase dan memicu cascade proteolisis yang berakhir pada apoptosis. Jalur tersebut adalah 1) Jalur ekstrinsik, diaktivasi oleh ligand extraseluler yang berikatan dengan death receptor di permukaan membran, 2) Jalur ekstrinsik, diaktivasi oleh signal intraseluler yang terbentuk ketika sel stress.
Sel yang mengalami apoptosis morfologinya akan berubah secara khas yaitu 1) Sel mengkerut dan memadat, sitoskeleton kolaps, 2) Kromatin memadat (piknotik) dan inti dapat terpotong-potong menjadi fragmen (karyorhexis), 3) Terbentuk tonjolan sitoplasma (blebbing) atau membentuk apoptosis bodies 4). Fagositosis.
Permukaan membran sel menjadi berubah secara kimia sehingga cepat difagosit oleh sel tetangga atau makrofag sebelum sel atau apoptotic bodies memuntahkan isi sitoplasmanya. Karena hal inilah sel yang mati dibersihkan secara cepat tanpa menyebabkan reaksi inflamasi yang merusak.
Apotosis tergantung aktivitas enzim proteolisis yang disebut caspase. Caspase ada pada setiap sel hewan bernukleus dalam bentuk prekursor inactive yang disebut procaspase. Procaspase inisiator akan diaktivasi paling awal kemudian saat teraktivasi akan membelah dan mengaktivasi procaspase executor yang akan mengaktivasi procaspase executor yang lainnya (dan bermacam target protein dalam sel). Hal ini menghasilkan cascade proteolitik yang ireversibel dan makin kuat (teramplifikasi).
Terdapat 2 jalur untuk mengaktivasi inisiator procaspase dan memicu cascade proteolisis yang berakhir pada apoptosis. Jalur tersebut adalah 1) Jalur ekstrinsik, diaktivasi oleh ligand extraseluler yang berikatan dengan death receptor di permukaan membran, 2) Jalur ekstrinsik, diaktivasi oleh signal intraseluler yang terbentuk ketika sel stress.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar