Senin, 21 November 2011

Urinaria (Urinary Part I)


Bagaimana makroanatomi dan mikroanatomi gianjal?

Ginjal manusia berjumlah dua buah dengan letak yang retroperitoneal. Secara skeletopi ginjal terletak antara VT 12-L3 dengan posisi ginjal kanan lebih rendah dari ginjal kiri karena keberadaan hepar. Berat masing-masing ginjal sekitar 160 gram dengan bentuk menyerupai kedelai atau buncis, panjang sekitar 12 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm. Bagian lateral cembung dan bagian medial cekung dimana terdapat hilus yaitu port tempat masuknya ureter, vena dan arteri dengan urutan tertentu (ant-post) sehingga dapat digunakan untuk membedakan ginjal kanan atau kiri.

Parenkim ginjal dibagi menjadi dua region yaitu bagian korteks dan medulla. Bagian korteks yang menjorok ke bagian medulla disebut column renalis, membagi medulla menjadi 6-10 piramid. Piramid berbentuk konus dengan bagian lebar menghadap korteks dan bagian sempit menghadap sinus. Urin yang dihasilkan oleh unit fungsional ginjal (disebut nefron) akan tertampung di papilla minor lalu ke papilla mayor, selanjutnya menuju ke calyx minor dan calyx mayor yang berlanjut ke pelvis renalis dan masuk ke ureter.

Satu nefron terdiri dari dua bagian yaitu corpuskulum renalis dan tubulus renalis. Corpuskulum renalis terdiri dari kapiler glomerolus dan 2 lapisan Kapsula Glomerolus (Bowman). Lapisan parietalis merupakan epitel skuamosa sedangkan lapisan viseralis merupakan sel Podocyt yang melingkupi membrane glomerolus. Cairan yang tersaring oleh glomerolus disebut filtrate glomerolus nantinya akan tertampung di Kapusal space ruang antara lapisan epitel parietal dan visceral kemudian mengalir ke tubulus. Tubulus renalis terdiri dari tubulus convolutes proksimal, ansa henle, tubulus convolutes distal dan tubulus kolektivus.

Apakah fungsi dari system urinaria?

Ginjal mempunyai banyak fungsi yaitu 1)regulasi komposisi ion darah(Na, K, Ca, Phospat, Cl) 2) regulasi pH darah (eksresi dan konservasi H atau HCO3), 3)Regulasi volume darah, 4) Regulasi tekanan darah, 5) menjaga osmolaritas darah, 6) Memproduksi hormone (calcitriol dan erythropoietin), 7)Regulasi kadar glokosa darah (glukoneogenesis) dan 8) Eksresi air dan substansi lain.

Apakah perbedaan antara nefron kortikal dan juxtaglomerularis?

Nefron kortikal (80-85% nefron) memiliki corpusculum renale yang terletak pada sebelah luar korteks renalis, mempunyai ansa Henle yang pendek dan hanya sampai region luar korteks medulla. Nefron juxtaglomerular (15-20% nefron) memiliki corpusculum renale yang terletak pada sebelah dalam korteks renalis, mempunyai ansa Henle yang panjang dan sampai region dalam korteks medulla. Ansa Henle mempunyai bagian tipis (dengan eitel yang tipis) diikuti bagian yang tebal. Nefron tipe ini dapat mengekresikan cairan yang sangat encer atau sangat pekat.

Karakter

Nefron Kortikal (85%)

Nefron Juxtaglomerular (15%)

Letak Corpusculum renalis

Korteks renalis bagian tepi luar

Korteks renalis bagian dalam

Panjang Ansa Henle

Pendek, hanya sampai medulla bagian tepi luar

Panjang, mencapai medulla bagian dalam

Bagian Ansa Henle

Tidak ada bagian tipis

Terdiri dari bagian tebal dan bagian tipis

Vaskularisasi

Arteri peritubular

Arteri peritubular

vasa rekta

Kelebihan

Fungsi standar namun sebagian besar nefron adalah nefron kortikal (85%)

Berperan besar membentuk urin yang sangat encer atau sangat pekat

Apakah Sel Jukstaglomerular itu?

Sel jukstaglomerular adalah sel modifikasi otot polos yang terletak pada dinding arteri aferen (atau kadang eferen) yang berbatasan dengan macula densa Ansa henle pars Ascending. Macula densa adalah kumpulan sel columner tubulus yang terlihat padat dan kontak dengan sel juxtraglomerular. Sel Juxtraglomerular dan macula densa akan membentuk apparatus juxtaglomerular (JGA) yang berperan dalam regulasi tekanan darah.

Bagaimana Mekanisme Ginjal mempertahankan besar GFR?

Ginjal mempunyai mekanisme autoregulasi mempertahankan GFR melalui 2 cara yaitu mekanisme myogenic dan tubuloglomerular feedback. Pada dasarnya mekanisme myogenik adalah kontraksi dan relaksasi otot polos arteriola eferen untuk mengatur banyaknya aliran darah ke kapiler glimerolus. Kondisi peningkatan tekanan darah secara normal akan menyebabkan GFR meingkat, namun arteriola aferen mengendalikan banyak aliran darah menuju Kapiler Glomerolus melalui vasokontriksi sehingga GFR kembali ke normal. Pada saat tekanan darah turun, arteriola aferen akan vasodilatasi sehingga aliran darah bertambah dan GFR bisa meningkat. Mekanisme tubuloglomerular feedback melibatkan macula densa tubulus dan kapiler glomerolus. Bila tekanan darah naik maka filtrate mengalir lebih cepat di tubulus sehingga reabsorbsi Na, Cl dan air akan sedikit dan banyak keluar. Hal ini dideteksi oleh macula densa dan akan membuat sel juxtaglomerular terhambat produksi Nitrit Oxide (NO), suatu agen vasodilator, sehingga terjadi vasokontriksi arteri aferen. Akibatnya aliran darah ke Kapiler glomerolus akan berkurang.

Apakah ada factor lain yang mengatur GFR?

Terdapat peran system saraf dan hormonal dalam mengatur GFR. Regulasi saraf adalah dengan stimulasi simpatis yang melepaskan norepinefrin. Pelepasan norepinefrin menyebabkan kontriksi arteriol aferen melalui aktivasi reseptor alfa dan peningkatan pelepasan renin. Regulasi hormone meliputi efek Angiotensin II (via renin) dan Atrial Natriuretic Peptide (ANP). Angiotensin II distimulasi oleh penurunan tekanan darah dan berefek kontriksi arteriole aferen. ANP distimulasi oleh regangan dinding atrium jantung (volume darah naik) dan berefek relaksasi sel mesangial glomerolus yang menyebabkan peningkatan luas permukaan kapiler unruk proses filtrasi.